Penderitaan Penyelam Berlanjut, Pencarian Korban Sewol Terus Dilakukan

2014102701257_0

Seorang penyelam bersiap untuk mencari korban hilang hari minggu lalu di dekat tempat kejadian musibah kapal feri 16 April lalu. (doc. Korea Coast Guard)

Sudah seratus hari berlalu sejak penyelam menemukan mayat terakhir di kapal feri Sewol yang tenggelam di lepas pantai barat daya pada 16 April lalu. Tetapi pencarian korban hilang masih terus dilanjutkan dan 32 penyelam bekerja setiap hari mencari mayat-mayat yang masih hilang.

Mereka menghadapi kuatnya arus, jarak pandang yang rendah serta suhu air yang mengalami penurunan secara signifikan.

Sewol telah bergeder 5,3 meter karena arus yang kuat dan sebagian telah tertimbun di dasar berlumpur. Rangka baja juga telah runtuh karena berkarat yang menyebabkan titik masuk menuju lambung kapal tertutup.

Seorang penyelam yang telah melakukan pencarian sejak April mengatakan, “Banyak bagian kapal yang telah tertimbun lumpur dan kerangka telah runtuh di beberapa bagian kapal, yang menyebabkan penyelam tak bisa melakukan pencarian. Kami hanya mampu melakukan pencarian dengan baik selama sembilan hari bulan ini.”

Dengan mulai menghilangnya pemberitaan mengenai musibah kapal Sewol dari berita utama, kondisi yang dihadapi penyelam semakin buruk. Seorang komandan Angkatan Laut mengatakan, “Aku selalu meminta anak buahku untuk bertahan satu bulan lagi, namun ini sudah 6 bulan berlalu kami bekerja di kapal sempit.”

Cedera yang diderita oleh penyelam adalah melemahnya semangat mereka. Dua penyelam telah tewas selama pencarian sementara sekitar 80 orang menjalani perawatan di rumah sakit.

Seorang komandan Angkatan laut lain mengatakan “Penyelam yang mampu mengatasi cedera biasanya mengalami efek samping karena terlalu lama menyelam di bawah air termasuk kelumpuhan karena kelelahan.”

Hwang Dae Shik, seorang petugas penyelamatan mengatakan, “Penyelam harus beristirahat selama 16 jam setelah menyelam lebih dari 10 menit, tapi tak seorangpun dapat mematuhi pedoman keselamatan tersebut pada bulan April dan Mei lalu,” selama usaha penyelamatan yang dilakukan secara masif pasca musibah.

Efek samping tesebut kini muncul sekarang.

Seorang penyelam yang menyelamatkan sesama penyelam, mengatakan, Ini adalah tujuan mulia untuk menemukan semua mayat korban, tetapi orang-orang yang sesungguhnya yang mempertaruhkan hidup mereka adalah penyelam, bukan presiden atau menteri. Kami mempertaruhkan hidup untuk melakukan hal yang mustahil dan sekarang mereka pikir itu hanya tugas yang harus kita kerjakan.”

Para keluarga korban melakukan pertemuan pada minggu malam (26/10)  untuk memilih penghentian pencarian korban dan mengangkat kapal. Mereka akan mengumumkan keputusannya pada hari Senin.