SALAMKOREA.COM – Jika ingin menonton drama yang penuh adegan aksi, maka drama The K2 ini adalah pilihannya. Drama yang diperankan oleh Ji Chang Wook, Yoona, Song Yoo Na, dan Cho Seong Ha ini akan menawarkan jalan cerita yang penuh intrik di dunia politik. Tentu saja dengan banyak adegan aksi yang menarik untuk ditonton.
Ji Chang Wook akan menawan hati pemirsa drama dengan aksinya yang super bikin deg-degan. Akting Yoona pun terlihat lebih matang dengan karakter yang memiliki trauma, bukan tipe wanita manis yang sempurna dengan kecantikannya. Drama ini menawarkan tayangan yang mendebarkan untuk pemirsa.
Bukan melulu komedo romantis, drama ini menawarkan kisah yang unik dengan mengangkat cerita kehidupan bodyguard berhati baik dan juga orang-orang yang memiliki ambisi untuk jadi penguasa. Ambisi ini bisa jadi karena cinta atau bisa juga obsesi. Penasaran? Yuk simak sedikit ulasan episode minggu lalu.
Prolog
Ko An Na (Yoona) adalah anak perempuan dari Jang Se Joon (Choi Seong Ha). Ia merupakan anak “tidak sah” yang disembunyikan oleh Choi Yoo Jin (Song Yoon Ah), istri dari Jang Se Joon. Pasangan suami istri ini hidup dengan saling menggantungkan ambisi satu sama lain. Mereka terikat bukan karena cinta melainkan karena obsesi menjadi presiden Korea.
10 tahun lalu, Ko An Na menemukan ibunya yang meninggal karena over dosis obat tidur waktu dia umur 9 tahun. Setelah itu, dia diambil dari rumah ibunya dan dikirim ke gereja biarawati di Italia oleh Choi Yoo Jin. Ko An Na tumbuh jadi gadis cantik namun punya phobia keramaian karena efek masa kecilnya dia pernah disorot lampu kamera. Ini membuat dia trauma saat melihat cahaya lampu yang menyorot terlalu terang.
Kim Je Ha (Ji Chang Wook), adalah mantan tentara yang sedang terluka dan bersembunyi di Italia. Di hari pertama ia bertemu Yoona ia sedang terkena luka tembak. Waktu sudah berlalu 10 tahun dan Yoona berhasil melarikan diri dari biara. Ia lari ke kota dengan bertelanjang kaki dan memakai baju terusan putih sederhana.
Saat berada di stasiun bawah tanah ia bertabrakan dengan Ji Chang Wook. Ia mengucapkan maaf dalam bahasa Korea lalu meralat dengan bahasa Italia. Ji Chang Wook yang mendengar bahasa Korea langsung bertanya dengan bahasa Korea jika Ko An Na tidak apa-apa. Saat mendengar bahasa Korea, Yoona bertanya dengan ketakutan apa Kim Je Ha ini orang Korea dan ia meminta tolong agar ia dibawa ke ayahnya yang sekarang ada di Madrid. Ia mengatakan kalau ia sedang dikejar orang jahat.
Kim Je Ha yang mau menghindari masalah pun enggan menolong meski sebagian hatinya merasa tidak enak. Ia meninggalkan Ko An Na dengan acuh saat melihat pengejarnya dengan santai menghampiri gadis yang ketakutan itu. Saat hampir tertangkap, Kim Je Ha akhirnya menolong Ko An Na dan menghabisi pengejarnya. Namun ia terkejut karena ternyata orang yang dilawannya itu ternyata seorang polisi. Kesal, Kim Je Ha mengatakan pada Ko An Na kalau polisi yang mengejar berarti dia adalah orang jahatnya. Lalu ia pergi.
Saat berada di luar, ia melihat Ko An Na sudah ditangkap orang lain dan berada di mobil. Ia terus menerus memanggil Kim Je Ha namun ia tetap pergi. Ya, bukan salah Kim Je Ha juga, keadaan mereka sama-sama enggak menguntungkan. Kim Je Ha sedang kena luka tembak dan jadi buronan juga.
Konflik
Jang Se Joon suskses jadi calon presiden, dan orang di balik itu semua adalah Choi Yoo Jin yang sebenarnya adalah chaebol. Namun hubungan suami istri yang terikat karena ambisi pun jadi benar-benar enggak sehat. Jang Se Joon suka bertindak seenaknya seperti main perempuan. Sepertinya ini dilakukan untuk membuat istrinya kesal. Tapi toh mereka sebenarnya enggak bersama karena cinta.
Choi Yoo Jin wanita yang penuh kekuasaan dan pencitraan. Ia menjadi istri idaman bagi orang Korea karena mendukung suaminya sepenuh hati. Meski demikian, ia sebenarnya punya “topeng” jahat. Selama ini ia menyandera Ko An Na agar Jang Se Joon mau menuruti kemauannya. Mereka punya perjanjian sampai pasangan ini jadi penghuni gedung biru (Kediaman Presiden Korea).
Epilog
6 bulan kemudian, Kim Je Ha terlibat masalah dengan Choi Yoo Jin setelah ia melihat Jang Se Joon sedang bersama wanita lain. Choi Yoo Jin yang biasa membereskan masalah yang dilakukan suaminya pun memerintah agar Kim Je Ha dibunuh. Namun salah satu kepala staf keamanan mengatakan kalau, Kim Je Ha adalah salah satu orang yang dilatihnya di pasukan khusus.
Ia adalah yang terbaik dari yang terbaik. Dan tak ada yang bisa menemukan atau menangkapnya. Saat Choi Yoo Jin nekat menangkap Kim Je Ha, kepala staf keamanan panik karena takut terjadi apa-apa dengan anak buahnya yang lain. Namun saat disusul ke rumah Kim Je Ha ia ternyata tidak membunuh orang yang mengejarnya, hanya dibuat pingsan. Kim Je Ha berhasil kabur.
Kim Je Ha tinggal bersama pasangan kakek nenek. Seorang suruhan yang datang untuk menangkap Kim Je Ha berniat membunuh kakek nenek itu. Karena kesal, setelah mengatasi orang yang mengejarnya, Kim Je Ha pun mendatangi Choi Yoo Jin yang berada di balik itu semua.
Di saat yang sama, hari itu Ko An Na dibawa kembali ke Korea. Ia bertemu Choi Yoo Jin dan mengatakan kalau ingat semua kejadian 10 tahun lalu dan ibunya tidak bunuh diri. Choi Yoo Jin menunjukkan sisi gelapnya dan membela diri bahwa ia melakukan semua demi Ko An Na dan ayahnya. Tapi semua tahu, itu hanya demi ambisinya agar bisa jadi ibu negara.
Choi Yoo Jin menyiapkan jebakan oleh Kim Je Ha karena ia tahu kalau mantan tentara ini dilatih untuk menghabisi langsung pimpinan serangan. Dalam kasus ini, ia tahu kalau Kim Je Ha akan langsung datang menemuinya.
Kim Je Ha mengatakan untuk berhenti mengejarnya. Kalau ini jadi pertemuan kedua mereka ia akan membunuh Choi Yoo Jin. Ia tidak bisa terima kalau orang yang tidak bersalah dibunuh. Namun Choi Yoo Jin sudah menyiapkan “tim penyambutan” yang mengarahkan senjata ke arah Kim Je Ha. Ia pun ditangkap dan dibawa dengan mobil namun berhasil melarikan diri dan menjatuhkan tim pengaman Choi Yoo Jin.
Saat bertemu Choi Yoo Jin yang ketakutan karena melihat dia bebas, Kim Je Ha mengatakan, “Inilah pertemuan kedua yang aku sebut tadi.” Ia mengarahkan pistol ke kepala Choi Yoo Jin. Di saat yang sama Ko An Na keluar dari kamar dan mengatakan “tembak!” dengan ekspresi marah dan takut.
Kim Je Ha terkejut dan ingat pada gadis yang pernah ditolongnya 6 bulan lalu di Italia.