52 Orang Hilang Setelah Kapal Penangkap Ikan Tenggelam di Laut Bering

oryong501

Sebuah kapal penangkap ikan dari Korea Selatan tenggelam Senin kemarin di sebelah barat Laut Bering. Setidaknya satu kru kapal meninggal dan nasib lebih dari 50 orang tidak diketahui, demikian laporan pemerintah Korsel.

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, kapal berbobot 1753 ton, Oryong 501, itu terombang-ambing di tengah perairan dekat Rusia sekitar pukul 2.20 waktu Korea. Satu kru kapal dari Korea dipastikan tewas, sedangkan satu inspektur dari Rusia dan 6 warga asing lainnya telah diselamatkan. Pencarian dan penyelamatan korban masih terus berlangsung.

Kapal ikan itu membawa 60 kru kapal, termasuk inspektur Rusia dan 11 orang Korea Selatan. Tiga belas orang lain berasal dari Filipina dan 35 sisanya dari Indonesia, menurut keterangan kementerian itu.

Kementerian Luar Negeri di Seoul telah meminta pemerintah Rusia untuk bergerak cepat dalam mencari dan menyelamatkan anggota kru kapal.

Oryong 501, buatan Spanyol tahun 1978, dibeli oleh perusahan perikanan Korsel, Sajo Industries di tahun 2010. Perusahaan itu telah membangun kantor pusat khusus untuk mengatasi kecelakaan di kantornya di Busan.

Dalam briefing yang digelar di Busan, Sajo Industries mengungkapkan bahwa kapal itu mulai miring pada pukul 12.30 saat air menggenangi kapal dan menutup saluran pembuangan. Kru kapal mencoba menyeimbangkan kapal dengan menggunakan pompa namun kapal malah semakin miring sehingga kru meninggalkan kapal sekitar pukul 4.00.

“Kapal tenggelam sekitar jam 5 dan 8 kru yang selamat menyelamatkan diri dengan rakit, sedangkan kru kapal yang lain diasumsikan menyelamatkan diri dengan jaket pelampung,” kata perusahaan tersebut dan menambahkan bahwa ada 1 orang kru kapal tambahan yang diselamatkan.

Satu inspektur Rusia, lima orang Indonesia, satu orang Filipina dan satu orang Korea telah diselamatkan. Perusahaan juga mengungkapkan bahwa kapal dari Korea dan Rusia telah bersama-sama bekerja dalam operasi penyelamatan dan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan kru yang hilang.

Disisi lain, keluarga anggota kru kapal yang hilang tengah memprotes perusahaan karena kapal tersebut harusnya tidak beroperasi di kondisi cuaca buruk.