Lima puluh orang dikonfirmasi telah tewas dan 250 masih hilang pada Minggu pagi (20/4) dari tenggelamnya kapal berbobot 6.800 ton, Sewol, di lepas pantai selatan Korea Selatan. Dikutip dari warta berita World Kbs Korea, penjaga Pantai Korea mengatakan para tim penyelamat kembali menemukan 19 mayat, meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 52 orang, dan 250 penumpang kapal masih hilang, yang diduga terjebak di dalam kapal.
Tim penyelamat gabungan pertama kali memasuki kamar di lantai 4 yang diduga banyak penumpang terjebak di dalam kapal Sewol pada Sabtu malam (19/4/2014). Otoritas militer berencana akan mengerahkan 212 kapal kepolisian maritim dan angkatan darat, 34 pesawat terbang dan 556 tim penyelamat AD dan penyelam pada hari Minggu.
Sementara itu, tim gabungan polisi dan kejaksaan yang menyelidiki tenggelamnya Sewol mengatakan pada hari Sabtu (19/4/2014) bahwa tidak ada guncangan eksternal pada kapal Sewol. Korban kecelakaan telah bersaksi bahwa mereka mendengar suara benturan keras sebelum kecelakaan, yang menimbulkan spekulasi bahwa kapal mungkin telah menghantam karang dalam air. Tetapi argumen ini telah dibantah.
Saat ini, peneliti mengatakan perubahan haluan tajam tiba-tiba kapal Sewol adalah penyebab langsung tenggelam. Tiga awak yang ditangkap juga mengatakan tenggelamnya kapal tersebut sebagian besar disebabkan oleh perubahan haluan yang cepat.
Tim investigasi mengatakan Sewol terbalik karena membuat belokan tajam tanpa alasan dalam jalur laut sempit. Tiga anggota awak kapal menghadapi tuduhan kelalaian tugas untuk mengevakuasi penumpang, yang menyebabkan cedera dan kematian mereka.
Tim investigasi tengah berfokus pada menangkap situasi sebelum dan setelah pembelokan tiba-tiba. Mereka tengah menyelidiki apakah pembelokan yang cukup tiba-tiba itu menyimpang dari operasi normal atau kargo yang bergeser karena ikatan yang longgar membuat kapal kehilangan keseimbangan pada saat kecelakaan.