Kebanyakan keluarga terpisah di Korea Selatan yang hadir dalam upacara reuni keluarga terpisah di gunung Geumgang bulan lalu mengalami rasa murung dan insomnia.
Menurut hasil survei dari Palang Merah Korea Selatan yang ditujukan kepada 439 orang keluarga terpisah di Korea Selatan yang hadir dalam upacara reuni keluarga terpisah, 75% responden menyatakan mereka merasa senang setelah pertemuan itu, namun 24% menjawab kegembiraan tidak berlangsung lama. Sementara, 24 orang menjawab mereka mengalami insomnia.
Sebagai alasan yang menyebabkan kegembiraan tidak berlangsung lama, mereka menyatakan karena tidak cukup waktu untuk berbicara, keluarga di Korea Utara kelihatannya mengalami kesulitan, dan pertemuan itu serasa seperti pertemuan terakhir.
Mereka memilih penyediaan sistem surat-menyurat sebagai langkah yang sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah keluarga terpisah, dan berikutnyanya dilakukan rutinitas reuni keluarga terpisah, serta pemberitahuan tentang nasib keluarga terpisah yang ada di Korea Utara.
[sumber: KBSWorld]