Korea Selatan menjadi tuan rumah Asian Games XVII, pada 19 September 2014 hingga 4 Oktober 2014. Untuk negara yang relatif kecil -menempati peringkat 109 di dunia di peringkat luas wilayah- sederet hal unik bisa ditemukan di sini.
Sederet hal unik itu mulai dari statusnya yang masih merupakan wilayah perang hingga industri musik “lokal” yang bisa mendunia. Keunikan juga muncul dari gaya hidup yang tak lagi mengandalkan riasan wajah tetapi sudah sampai tataran ekstrem berupa operasi plastik.
Seperti diambil dari CNN, berikut ini sederetan hal unik yang “menggila” di Korea Selatan:
1. Budaya dalam jejaring maya
Membayangkan seperti apa rupa dunia dalam masa depan, sejenak tengoklah Korea Selatan. Di negeri ginseng, 97,7 persen orang-orang muda berusia antara 18 hingga 24 tahun memakai smartphone.
Korea Selatan mencatatkan penetrasi internet hingga 82,7 persen dan penggunaan smartphone mencapai 78,5 persen, per 2013. Telepon genggam di negara ini sebagian besar tak cuma menjadi alat komunikasi.
Di Korea Selatan, telepon genggam adalah alat bayar di toko, alat untuk menonton layanan TV kabel, dan alat untuk memindai kode QR (quick response code) di supermarket virtual pertama di dunia.
Supermarket virtual pertama Korea Selatan dibuka di stasiun setempat pada 2011. Di sana hanya dipajang gambar produk dengan kode QR untuk “dipotret” sebagai cara pembelian online.
Perusahaan otomotif Hyundai, sudah akan mulai memproduksi mobil yang dinyalakan dengan telepon genggam. Sedangkan perusahaan gadget Samsung sudah membuat telepon yang melengkung.
2. Segalanya di selembar plastik
Korea Selatan merupakan negara dengan pengguna tertinggi kartu kredit pada 2012, berdasarkan data dari Bank of Korea.
Bila Amerika Serikat mencatatkan 77,9 transaksi kartu kredit per orang pada 2011 dan Kanada 89,6 transaksi, maka Korea Selatan membukukan 129,7 transaksi per orang.
Di Korea Selatan, menolak melayani pembeli yang memakai kartu kredit sudah dianggap perbuatan ilegal. Berapa pun harga barang atau jasa, kartu kredit harus dilayani, termasuk untuk membayar taksi serendah apa pun ongkosnya.
3 Gila kerja
Data dari Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Korea Selatan adalah negara dengan 98 persen populuasi menyelesaikan pendidikan menengah atas dan 63 persen lulusan sarjana.
Orang-orang ini juga adalah tipikal gila kerja, yang tak bisa berhenti bekerja begitu sudah memulainya. Data dari Kementerian Strategi dan Keuangan Korea Selatan, orang-orang Korea Selatan bekerja 44,6 jam sepekan pada 2012. Rata-rata pekerja di negara anggota OECD mencatatkan 32,8 jam kerja sepekan.
Data terbaru yang dirilis pada 2014, seperti dikutip CNN, menyebutkan orang Seoul punya jam tidur paling sedikit dibandingkan penduduk kota besar lain di dunia. Bersama warga Tokyo, rata-rata warga kota ini hanya tidur kurang dari 6 jam semalam.
4 Gaya hidup dan kosmetika
Meski gila kerja, orang-orang Korea Selatan juga “kuat minum”. Mereka yang menolak minum bersama, bisa dianggap tak sopan atau orang yang “garing” alias membosankan.
Dari sisi penampilan, orang Korea Selatan tak berhenti bereksperimen dengan bahan kosmetika maupun metoda untuk mempercantik diri. Eksperimen kosmetika itu menggunakan mulai dari lumpur vulkanik hingga pelembab tempe.
Dan, eksperimen soal perbaikan penampilan ini tak hanya milik kaum hawa. Lelaki Korea Selatan juga sama gemarnya melakukan perawatan diri, menggunakan riasan, hingga menjalani operasi plastik.
Korea Selatan tercatat sebagai pasar terbesar untuk kosmetika pria. Setiap tahun, seperti dikutip CNN dari Euromonitor, lelaki Korea Selatan menghabiskan seperempat total nilai belanja kosmetik pria di dunia. Nilaina sekitar 900 juta dollar AS, setara sekitar Rp 10,5 triliun.
Lalu, operasi plastik pun mencatatkan angka-angka fantastis di sini, mulai dari perbaikan rahang, dahi, hingga gigi. Tak ada dokter yang tak bisa melayani operasi plastik di Korea Selatan.
Operasi plastik bahkan sudah menjadi paket wisata medis yang ditawarkan ke Rusia, China, Jepang, bahkan Indonesia.
“Rata-rata, operasi plastik di Amerika Serikat butuh dana sekitar 10.000 dollar AS,” kata ahli bedah plastik dari Seoul National University Hospital, Kwon Seung-taik. “Di Korea, Anda bisa mendapatkan layanan yang sama, dengan 2.000 dollar AS atau 3.000 dollar AS.”
5. Kencan buta
Kencan buta adalah tren di Korea Selatan. “Kapan akan kencan buta?” menjadi pertanyaan yang akan kerap diajukan kepada para lajang di sana.
Ada 2.500-an perusahaan yang melayani jasa kencan buta di Korea Selatan, dengan 63,2 persen pangsa pasar digarap biro jodoh “Duo”.
Survei “Duo” mendapati pasangan kencan buta yang memutuskan menikah butuh waktu 10,2 bulan pacaran sejak kencan buta perdana. Dalam waktu itu, rata-rata ada 62 kencan terjadi per pasangan.
Para lajang yang berusaha mencari calon pengantin mengaku rata-rata menjalani dua kali kencan buta sepekan.