Won Korea Selatan melemah untuk pertama kalinya dalam enam hari. Hal ini disebabkan oleh penurunan data ekspor pada 1 Juni 2014.
Pengiriman luar negeri (KOEXTOTY) menurun sebesar 0,9 persen pada bulan Mei dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tidak sejalan dengan perkiraan dalam sebuah survei Bloomberg News yang meramalkan akan terjadi peningkatan sebesar 3,4 persen. Pelemahan nilai won ini merupakan kontraksi yang pertama sejak bulan Januari 2014.
“Angka ekspor tidak sebagus yang diharapkan, dan beberapa investor tampaknya akan lebih banyak membeli dolar karena berpikir bahwa dasar nilai tukar dolar-won telah diatur dengan tegas,” kata Park Dae-bong, seorang currency trader yang bekerja di Nonghyup Bank. “Won juga melemah seiring dengan melemahnya mata uang lain di Asia.
Won turun 0,2 persen menjadi 1.022,55 per dolar AS pada 1 Juni 2014 pukul 09.51 di Seoul, sesuai data yang diperoleh Bloomberg. Nilai tukar won mencapai 1.017,25 per dolar AS pada 30 Mei 2014, level terkuat sejak Agustus 2008. Won meningkat 4,4 persen dalam tiga bulan terakhir. Peningkatan ini membuat mata uang Korea Selatan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di antara 11 mata uang Asia lain yang aktif setelah rupee India.
Korea Selatan mencapai surplus perdagangan selama 28 bulan berturut-turut hingga bulan Mei sebesar US$ 5,35 miliar.
Diperkirakan akan ada penjualan dolar oleh eksportir lokal, setelah mempertimbangkan adanya surplus perdagangan. Sementara itu, pemerintah akan mempertahankan won di level 1.020 per dolar AS. Hal ini dinyatakan oleh Jeon Seung-ji, analis nilai tukar Samsung Futures Inc.