Uni Eropa dan Korea Selatan akan mengungkap proyek kerja sama mereka dalam jaringan 5G minggu ini. Dunia modern sekarang menunjukkan persaingan yang ketat dalam layanan internet tercepat. Kedua pihak telah mengadakan perjanjian untuk melakukan kerja sama dalam pengembangan akses 5G, seperti dilansir oleh The Wall Street Journal.
Perjanjian antara Uni Eropa dan Korea Selatan ini mencakup pembentukan tim yang bertugas mengembangkan sistem 5G, menetapkan standard, dan menyiapkan frekuensi-frekuensi radio untuk menerima teknologi baru ini. Targetnya adalah untuk mencapai konsensus dalam teknologi 5G di akhir tahun 2015.
Perjanjian ini sangat penting terutama bagi Uni Eropa, terutama karena Eropa terkesan lambat dan tertinggal dalam perkembangan telekomunikasi global. Sebelumnya Eropa terlambat dalam pengaplikasian teknologi 4G. Menurut Uni Eropa, apabila pengguna dapat mengunduh film berdurasi satu jam dengan kualitas tinggi dalam waktu enam menit melalui jaringan 4G, jaringan 5G dapat melakukan hal yang sama dalam waktu enam detik saja!
Eropa diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lambat apabila tidak mampu bersaing dalam bidang telekomunikasi global. Persaingan menuju jaringan 5G telah dimulai. Huawei Technologies dari China sudah memulai investasi besar-besaran, US$ 600 juta, untuk pengembangan jaringan 5G. Amerika Serikat memang belum memiliki program yang didukung secara nasional, tapi beberapa universitas sudah memulai penelitian untuk mencapai standard jaringan 5G.
Uni Eropa berkeinginan untuk meraih kembali posisinya sebagai pemimpin global dalam bidang telekomunikasi. Sebelumnya, teknologi GSM milik Eropa membuat dunia masuk ke era telepon portabel. Sementara Eropa bersantai, Korea Selatan telah menembus era baru dengan teknologi-teknologi baru yang dikembangkannya.
Korea Selatan memiliki pengguna smartphone paling berdedikasi di dunia. Tingkat penetrasi smartphone di Korea Selatan mencapai lebih dari 100%. Hal ini berarti setiap orang di Korea Selatan memiliki lebih dari satu perangkat telepon genggam pintar.
Maju bersama Korea Selatan akan membawa keuntungan bagi sejumlah produsen telepon seluler Eropa seperti Ericsson, Nokia Siemens Networks, dan Alcatel-Lucent. Sementara itu, Samsung Electronics milik Korea Selatan juga akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Samsung yang bertumpu pada bisnis smartphone-nya diharapkan dapat berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita Korea Selatan untuk mendapatkan hak paten dalam bidang teknologi komunikasi. Tahun lalu, Samsung mengklaim terobosan dalam pengembangan teknologi 5G. Mereka menemukan cara untuk mengirimkan data dengan volume yang besar melalui pita frekuensi yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengirim data dengan lebih cepat. Pada bulan Januari lalu, pemerintah Korea Selatan mendeklarasikan tujuan untuk menjadi pembawa teknologi 5G pertama ke pasar komersial. Target mereka pada bulan Desember 2020.
Dari sisi Uni Eropa, pada bulan Desember 2013, Komisi Eropa mengatakan akan mengucurkan dana € 700 juta untuk melakukan penelitian dan eksplorasi terhadap teknologi 5G. Komisi Eropa (European Commission) yang merupakan badan eksekutif Uni Eropa, berencana menentukan rangkaian proyek pertama yang akan didanai sebesar € 125 juta pada akhir tahun ini.
Kerjasama ini akan dipimpin oleh dua kelompok. 5G PPP dari Eropa yang berbasis di Belgia (terdiri dari perusahaan-perusahaan teknologi telekomunikasi Eropa seperti Telefónica SA dan Nokia) dan perwakilan dari Korea Selatan yaitu 5G Forum.