“Saya bertanya mengapa dia tidak mengenakan jaket pelampung dan dia bilang akan baik-baik saja dan akan pergi setelah kita semua,” kata salah seorang siswa yang tidak disebutkan namanya kepada media Korea Selatan. Ketika air mulai naik, dia mengatakan kepada para siswa untuk mengabaikan perintah untuk tetap tinggal dan melompat dari kapal. “Pergi ke lantai empat,” desaknya. Tubuhnya ditemukan pada hari pertama proses pencarian korban.
Pada hari persemayaman Park Jee Young, seorang pria dengan luka terbebat di kepalanya muncul di ruang persemayamannya. Ketika kerabat menanyakan apa hubungan lelaki itu dengan Park Jee Young, lelaki tersebut menjawab bahwa dia merupakan salah satu korban luka dari kapal feri dan dia berutang nyawa pada gadis tersebut karena telah memberinya handuk untuk menghentikan pendarahan luka di kepalanya dan membantu dia keluar dari kapal ketika air terus masuk ke dalam kapal.
Selain itu, muncul pula petisi online yang mendesak pemerintah untuk memberikan penghargaan Good Samaritan pada Park Jee Young, penghargaan untuk para pahlawan terkait pengorbanan saat memberikan pertolongan bagi orang lain.
Keluarga Park bercerita bahwa gadis ini dahulu belajar di perguruan tinggi. Namun, dia merasa bertanggung jawab atas keluarganya setelah sang ayah meninggal dua tahun lalu. Maka, dia keluar dari perguruan tinggi dan bergabung ke perusahaan kapal feri tersebut pada tahun 2012. Baru enam bulan lalu ia dipindahkan menjadi awak kapal Sewol karena kinerjanya yang bagus.
Kim Gee-wong, yang telah membantu mengatur kembang api bagi siswa untuk merayakan liburan mereka ketika mereka meninggalkan pelabuhan di Incheon pada Selasa (15/4/2014) malam, meninggal bersama pacarnya, Jeong Hyun-seon, yang bekerja di kafetaria bersama dengan Park Jee Young. Pasangan yang telah membina hubungan selama empat tahun ini sebenarnya sudah berencana untuk menikah tahun ini.
Picts: CNN | The Telegraph