Nongak Masuk Daftar Warisan Budaya UNESCO

Korean_music-Nongak-03

“Nongak”, sejenis musik dan tarian tradisional petani Korea masuk dalam daftar warisan budaya tak benda United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada hari Jumat (28/11). Warisan budaya ini diakui sebagai selebrasi semangat masyarakat melalui musik.

Menurut pemerintah Korea Selatan, UNESCO mengumumkan nongak sebagai Warisan Budaya Kemanusiaan Tak Benda ketika badan internasional Komite Antarpemerintah untuk Perlindugan Warisan Budaya Tak Benda bertemu di Paris pada 24-28 November.

Nongak, yang menjadi warisan budaya ke-17 dari Korea yang masuk daftar UNESCO adalah bentuk dari musik tradisional petani, biasanya ditampilkan di area terbuka suatu desa dengan drum dan gong dikombinasikan dengan tarian dan akrobat. Nongak awalnya dimainkan oleh petani di awal 1900-an sebagai cara untuk membuat pekerjaan petani lebih mudah dan menyenangkan. Nongak bisa dikatakan musik gabungan dengan suara perkusi yang kuat.

Dalam laporan keputusan, UNESCO mengungkapkan bahwa musik tersebut memiliki karakter “independen, terbuka dan kreatif dan telah menciptakan identitas budaya bagi pemain pertunjukan dan penonton.”

“Nongak memainkan peranan penting dalam membawa semangat masyarakat,” kata Park Sang Mi, profesor dari Hanguk University of Foreign Studies dan anggota komite penasehat Administrasi Warisan Budaya Korea. “Saya pikir penambahan dalam daftar adalah pengakuan dari nilai nongak, bukan hanya sebagai seni pertunjukan, tetapi juga sebagai medium sosial dan budaya.

Ada 5 tipe nongak, setiap tipe memiliki karakter yang menjadi representasi dari masing-masing budaya regional seperti ritme, kostum, instrumen, dan filosofi pertunjukan. Kelima tipe itu adalah Jinju Samcheonpo nongak dari Gyeongsangnam-do; Pyeongtaek nongak dari Gyeonggi-do; Iri nongak dari Jeollanam-do; Gangneung nongak dari Gangwon-do; dan Imsil Pilbong nongak dari Jeollanam-do.

Pemerintah Korea Selatan mengumumkan pada Oktober lalu bahwa penambahan nongak ke dalam daftar UNESCO mungkin setelah adanya rekomendasi dari badan yang membuat keputusan sebelum pertemuan bulan November. Lagu rakyat “Arirang” versi Korea Utara juga direkomendasi.

Keenam versi Korea Utara dari “Arirang” juga ditambahkan ke dalam daftar, yang menjadi warisan budaya dari Korea Utara pertama di dalam daftar. Sedangkan “Arirang” versi Korea Selatan sudah terlebih dahulu masuk dalam daftar pada tahun 2012.

Pengumuman dari Korea untuk memasukkan warisan budaya ke dalam daftar dimulai pada tahun 2001. Warisan budaya yang pertama masuk adalah ritual leluhur kerajaan di Kuil Jongmyo pada tahun 2008. Pada tahun 2013 “gimjang” atau bumbu pembuatan kimchi juga ditambahkan. Warisan budaya Korea lain di dalam daftar antara lain “pansori” (2008), cerita musikal yang dipertunjukkan oleh seorang vokalis dan drummer; “ganggangsullae” (2009), tarian yang ditampilkan untuk musim panen; dan “taekkyeon” (2011), sebuah seni bela diri.