Jumlah mahasiswa di Korea yang menikmati makanan sendirian dan cepat untuk menghemat waktu saat mempersiapkan wawanara kerja meningkat. Kebiasaan makan yang seperti ini merupakan kebiasaan yang tidak sehat.
Tim Nutrisi yang dipimpin oleh Lee Young Mi dari Universitas Gachon menyurvei sekitar 893 murid di Seoul dan sekitar propinsi Gyeonggi. Dalam survei tersebut ditemukan bahwa 70,4 persen murid yang makan sendirian menyelesaikan makannya dalam 15 menit sedangkan 8,7 persen lainnya dalam lima menit.
Sedangkan rekomendasi yang dianjurkan dokter setidaknya makan membutuhkan waktu 15 sampai 20 menit. Hal ini untuk membantu tubuh mencerna dan menyerap nutrisi secara utuh.
Sebaliknya, 48,4 persen siswa yang makan dengan teman mereka menghabiskan waktu sekitar 15 hingga 30 menit, dan 19,2 persen membutuhkan waktu 30 menit hingga satu jam. Hanya 14,3 persen siswa yang menghabiskan waktu 15 menit saat makan bersama teman-temannya.
Ketika mereka makan sendiri, mereka makan makanan yang minim sebanyak 36,1 persen dan biasanya membeli makanan microwave sebanyak 19,1 persen, dan makan dengan cepat 13,3 persen. Salah seorang mahasiswa berusia 25 tahun mengungkapkan ia makan dua kali sehari sendirian hampir setiap hari. “Aku tahu itu tidak sehat, namun aku tidak ingin menghabiskan waktu hanya untuk mencari teman untuk makan.”
“Jumlah orang yang makan sendirian akan meningkat di Korea seperti di Barat dan Jepang,” ujar Lee. “Orang yang makan sendirian tidak hanya cepat namun mengonsumsi makanan yang tidak seimbang,” tambahnya.
Kim Hye Sook di Universitas Ajou mengatakan, “Semakin banyak mahasiswa universitas yang kurang kemampuan sosial ketika mereka tumbuh dan selalu berkompetisi dengan ketat di sekolah. Jika orang lebih memilih makan sendiri, ini bisa tanda masalah psikologi.”
Disadur dari Chosun Ilbo.