Korea, negara maju yang terkenal dengan segala macam kemajuan teknologinya yang mendunia dan modernitas masyarakatnya seperti tak henti-hentinya mempesona mata yang melihat. Walau terus meningkatkan sektor teknologi serta industrinya Korea tak mau menghilangkan tradisi yang sudah mengakar di kehidupan mereka.
Sedikit bergeser dari riuh ramainya tengah kota dan menjauh dari alat-alat elektronik yang jadi teman sehari-hari, kita akan menjelajahi ‘rasa’ tradisional Korea lewat Jangdokdae.
Jangdokdae Guci Besar Tradisional
Jangdokdae (장독대), Jangdok dalam bahasa korea “Guci/pot” dan Dae “besar”, yang berarti Guci besar yang digunakkan untuk tempat penyimpanan. Jandokdae biasanya digunakan untuk mengawetkan bahan-bahan makanan yang digunakan oleh masyarakat pedesaan di Korea. Kita akan menjumpai banyak deretan Jangdokdae di rumah-rumah tradisional Korea yang diletakkan di halaman rumah atau dapur.
Masyarakat pedesaan di Korea biasa membuat bahan dan bumbu makanannya sendiri menggunakan Jangdokdae. Bahan-bahan seperti Kimchi, kacang kedelai dan pasta cabai merah akan disimpan di dalam pot besar dan disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Unsur terpenting dalam menjaga bahan makanan agar tetap terjaga sebenarnya terletak pada pencahayaan serta sirkulasi udara dalam guci. Oleh sebab itu Jangdokdae akan ditutup dengan kain kassa agar cahaya matahari tetap masuk. Yang unik bahan makanan ini disimpan tidak dalam jangka waktu yang sebentar, bukan sekedar minggu atau bulanan, melainkan ada juga yang disimpan hingga bertahun-tahun! Semakin lama disimpan maka kualitas makanan akan semakin bagus.
Ditengah-tengah kemajuan teknologi yang mengiringi pertumbuhan Korea, masyarakat pedesaan di Korea tetap setia menjaga ketradisionalan mereka. Korea memang terkenal dengan konsistensinya dalam mempertahankan kebudayaan mereka, tentunya salah satu hal positif yang perlu di contoh oleh Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki keberagaman budaya.
Kecantikan Jangdokdae
Selain berfungsi mengawetkan makanan, Jangdokdae ini juga memiliki daya tarik lain yang bisa dinikmati. Guci-guci antik berbahan dasar kayu dan tanah liat ini terlihat rapih berjejer di halaman rumah warga menyuguhkan pemandangan yang sayang dilewatkan. Kita serasa dibawa ke Korea pada masa seratus tahun lalu seperti dalam drama-drama saeguk Korea.
Jangdokdae di kuil Tongdosa, Yangsan. Dok. Yonhap News
Tak ada salahnya jika berlibur ke Korea untuk berkunjung ke tempat-tempat tradisional menikmati pemandangan Jangdokdae sambil mencicipi makanan yang telah diawetkan selama bertahun-tahun.
Bagaimana, Jeolchin juga tertarikkan untuk melihat Jangdokdae secara langsung?