Korea Rencanakan Badan Baru untuk Urusi Hallyu

hallyu-wave

Pemerintah Korea Selatan berencana membuat badan baru yang bertugas mengembangkan strategi dan rencana aksi untuk menjaga demam Korea alias Hallyu tetap kuat, kata pemerintah pada Kamis (22/01) lalu.

Dalam laporan kebijakan tahunan ke Presiden Park Geun Hye, Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata menjelaskan rencana itu dan menambahkan bahwa badan itu akan diluncurkan paling cepat Maret tahun ini dan akan diisi para ahli dari sektor publik dan swasta.

“Itu akan berfungsi sebagai menara kontrol, memimpin dan mengkoordinasi usaha untuk memperluas cakupan hallyu di luar negeri,” jelas seorang staf kementrian pada Rabu, sebelum briefing ke Presiden.

Hallyu atau Demam Korea, merujuk pada popularitas drama TV, musik pop dan produk budaya lain dari Korea di luar negeri.

Demam Korea muncul sekitar satu dekade lalu di Jepang dengan beberapa drama super populer, seperti “Winter Sonata” dan “Jewel In The Palace”. Tak lama kemudian, negara-negara Asia lain termasuk China mengikutinya dan menghasilkan fans berat budaya Korea.

Sekarang musik pop (K-pop) adalah pusat dari Hallyu, dengan beberapa idol group punya fans global yang semakin meningkat jumlahnya dengan lagu-lagu yang membuat ketagihan, wajah yang rupawan dan gerakan dance yang menarik.

Kebijakan kementerian ini muncul atas kekhawatiran akan keberlangsungan hallyu karena China – pasar terbesar Hallyu – dan negara lain mulai menahan laju ekspor budaya Korea.

Menteri Budaya Kim Jong Deok telah meningatkan tahun lalu bahwa hallyu akan kehilangan daya tariknya jika tidak berubah dari gaya dan konten yang ada selama ini. Badan baru itu akan bekerja untuk mendiversifikasi pasar dengan tetap mempertahankan Asia adalah pangsa pasar terbesar bagi Hallyu sembari meningkatkan strategi penetrasi pasar dengan penggunaan data, menurut kementerian tersebut.

Badan itu juga akan menempatkan fondasi bagi “Hallyu 3.0” dimana budaya tradisional Korea akan mengalami popularitas global dan mengikuti jejak drama Korea (Hallyu 1.0) dan K-pop (Hallyu 2.0).

The new body will work to diversity the markets ― currently, Asia takes a lion’s share of hallyu exports ― while sharpening market penetration strategies with the use of Big Data, the ministry said.