SALAMKOREA.COM – “Coming Out” istilah yang seringkali digunakan di Korea untuk menjelaskan perbedaan preferensi seksual seseorang. Hong Suk Chun, mengakui dirinya berbeda dalam acara JTBC Talking Street. Sejak kecil ia seringkali di-bully karena “berbeda” dari anak-anak lain juga karena ia “coming out”.
Ia bercerita tentang cap yang telah menempel pada dirinya, “Jika kamu mendengar ‘Hong Suk Chun’ apa yang kamu pikirkan? ‘Botak’, ‘pebisnis’, ‘fashionista’, ‘top gay’. Saat aku pertama kali dipanggil ‘top gay’, aku terkejut. Itu membuatku berpikir tentang telah sejauh sejauh apa dunia hiburan Korea.”
Hong Suk Chun mengakui preferensi seksualnya pada 2000. “Sendiri, aku berjuang,” ujarnya. Saat seorang teman dekat bertanya padanya tentang orang seperti apa dirinya, ia menjawab, “Aku berbeda.” Ia mengungkapkan, “Aku pikir aku adalah seseorang yang berbeda yang memiliki daya tarik isrimewa,” lanjutnya.
Mengenai masa kecilnya dan alasan mengapa ia “coming out”, ia menyatakan, “Aku lahir dan dibesarkan di pedesaan. Saat temanku berlari dan bermain di luar, aku bermain dengan teman-teman perempuan. Aku mulai menyadari siapa aku saat aku kelas 4 SD. Namun butuh waktu yang lama. Aku bahkan pernah punya pacar saat aku di militer. Namun pria membuat hatiku lebih berdebar dibandingkan wanita dan aku memutuskan kalau aku harus mengikuti hatiku.”
Hong Suk Chun berbeda dan orang lain menyadarinya. “Aku berbeda bahkan sejak anak-anak. Bertingkah berbeda saat di desa, aku dibuat bahan candaan. Aku di-bully. Ada kenangan yang bahkan tidak ingin aku bicarakan. Saat aku di SMP, aku di-bully secara secara fisik. Itu adalah masa-masa yang sulit, aku sebenarnya lumayan baik di sekolah namun nilaiku anjlok (karena itu). Di luar, aku baik-baik saja namun secara mental, aku hanyalah cangkang,” ujarnya.
Berkisah tentang masa lalunya, ia mengaku ia memaafkan semua yang menyakitinya. Ia melakukannya untuk keluar dari mimpi buruknya. “Aku punya pikiran bahwa aku perlu melihat mereka (pelaku bully) dan memaafkan mereka. Jadi aku pergi menemui mereka dan sekarang kami jadi teman. Waktu itu rasanya seperti neraka, tapi kalau aku terus trauma, aku pikir hidupku akan kacau. Itulah bagaimana aku memaafkan.”