Presiden Korea Selatan Park Geun-hye menempatkan persatuan inter-Korea sebagai prioritas setelah kaum muda negeri Ginseng mulai apatis dengan pemerintah.
“Presiden Park mungkin ingin dicatat sejarah sebagai pemimpin yang meletakkan fondasi persatuan kedua Korea,” kata Kepala Institut Kepemimpinan Presidensial, Choi jin kepada Korea Times, Selasa (25/2).
Sebaliknya, Profesor Shin Yul dari Myongji University mengatakan ada alasan lain dibalik inisiatif yang tidak popular itu. Setelah eksekusi orang nomor dua Korea Utara Jang Song-thaek akhir 2013 lalu, kepemimpinan Park tampak bersiap untuk kejatuhan rezim Korea Utara.
Seoul mungkin memiliki intelejen yang menunjukkan rezim Kim Jong-un lebih rapuh terhadap perubahan dan tantangan. Jang, paman Kim Jong-un, dieksekusi akibat upaya makar melawan rezim dinasti Kim.
Park juga mengatakan persatuan kedua Korea tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tapi juga kemanusiaan. ”Tahun depan akan mejadi tahun ke 70 perpisahan kedua Korea, kita melihat penderitaan keluarga yang akhirnya bertemu dalam reuni keluarga,” kata Park dalam pidato setahun masa jabatannya.
Reuni keluarga kedua Korea berakhir Selasa (25/2), pertemuan selama empat hari itu setelah tiga tahun kegiatan dihentikan akibat ketegangan hubungan kedua Korea.