Festival Lampion Bunga Teratai akan dirayakan pada 15 Mei mendatang. Langit malam Seoul akan dihiasi dengan warna-warni lampion untuk merayakan hari kelahiran Buddha.
Digelar setiap tahun sejak lebih dari 1.300 tahun yang lalu untuk menghormati Buddha, sang bijak yang terhormat. Festival ini merupakan tradisi turun temurun yang telah berlangsung sejak periode Penyatuan Silla. Sekarang festival ini menarik orang-orang ke Kuil Jogyesa dan wilayah Sungai Cheonggyecheon – mulai dari penganut agama Buddha hingga wisatawan dan orang-orang yang lewat di sekitarnya.
Perayaan ini dimulai tahun ini dengan menyalakan lampu-lampu Gwanghwamun secara seremonial pada 29 April dan akan terus berlangsung pada 15-17 Mei. Lampion-lampion berbentuk bunga teratai telah digantungkan di berbagai wilayah Seoul selama beberapa minggu untuk mengantisipasi festival. Beberapa atraksi utama pada festival lampion ini termasuk:
Pameran Lampion Tradisional
Pameran ini akan mempertunjukkan lampion yang dibuat dari hanji, kertas buatan tangan tradisional Korea yang setiap sinar temaramnya menceritakan sebuah kisah. Pameran ini akan berlangsung dari tanggal 15 hingga 26 Mei di Taman Woojeong di samping Kuil Jogyesa, Kuil Bongeunsa dan sepanjang aliran sungai Cheonggyecheon, dimana koleksi lampion yang dibuat para seniman akan dipamerkan dengan tema “pencerahan”.
Parade Lampion
Acara utama di festival ini adalah parade lampion yang akan menghasilkan lautan cahaya saat ribuan orang berjalan kaki dari Dongdaemun ke Plaza Gwanghwamun dengan lampion di tangan.
Tahun ini koleksi lampion akan diwarnai dengan pewarna alami seperti bit, bayam dan gardenia, serta lampion tradisional dan tandu Buddha. Lebih dari 300 turis asing juga akan berparade dan berpartisipasi dalam kontes pembuatan lampion yang digelar oleh Badan Pariwisata Korea. Setelah itu, orang-orang akan berkumpul di Plaza Gwanghwamun untuk mendoakan penyatuan dua Korea. Parade ini akan digelar pada 16 Mei mulai jam 6 sore.
Acara Budaya Tradisional
Di stand yang didirikan di jalan depan Kuil Jogyesa, para peserta bisa membuat lampion bunga teratai mereka sendiri, mencicipi makanan kuil, bermain permainan tradisional dan membuat karya seni Buddha.
Pengunjung juga bisa mengikuti konseling dan meditasi Buddha untuk menenangkan pikiran. Budaya-budaya Buddha di Tibet, Mongolia dan Asia Tenggara juga akan ditampilkan di beberapa stand. Acara ini akan digelar pada 15 Mei jam 7 malam.