Film, drama dan acara hiburan Korea sedang mengalami demam retro. Demam retro ini mulai muncul di tahun 2012 dengan drama TvN “Reply 1997” yang kemudian diikuti oleh “Reply 1994” di tahun berikutnya yang menceritakan tentang kehidupan anak-anak SMA dan mahasiswa tahun 1990-an.
Menonton serial Reply, fans mengulang kembali memori dominasi generasi pertama K-pop seperti H.O.T dan Sechs Kies, Seo Taiji & The Boys dan masa pensiun mereka serta masa-masa penggunaan beeper.
Penyanyi-penyanyi top era 1990-an silih berganti memuncaki tangga lagu di minggu pertama Januari tahun ini, setelah satu episode “Infinity Challenge” meraih rating 22%. Episode itu yang diberi subjudul “Saturday, Saturday is for Singers” dan dikenal sebagai “Totoga” menampilkan pertunjukan dari grup musik dan solois yang mendominasi dunia permusikan di tahun 1990-an, termasuk duo dance Turbo, girlband S.E.S, dan duo hiphop Jinusean. Program-program lain seperti “Immortal Song 2” secara rutin menampilkan artis-artis muda yang membawakan musik-musik dari penyanyi veteran untuk menghibur penonton.
Mengapa orang Korea sangat senang mengenang masa lalu?
“Resesi ekonomi baru-baru ini menciptakan hambatan bagi kelas pekerja dan orang-orang ini cenderung melihat masa lalu untuk mencari kenyamanan,” kata kritikus budaya Ha Jae Keun. “Jika keadaan tidak membaik, retro akan berkembang menjadi pasar yang berkelanjutan, terutama di masyarakat yang menua. Budaya populer saat ini tidak memenuhi kebutuhan budaya generasi yang lebih tua.”
Daftar film di 2015 juga mengkonfirmasi tren retro itu masih bertahan untuk waktu yang lama.
Film garapan sutradara Yoon Je Kyun, “Ode to My Father” menjadi film pertama tahun ini yang meraih 10 juta penonton dan film-film selanjutnya juga mengkover era pertengahan hingga akhir 1900-an, termasuk “C’est Si Bon”, “Chronicle of a Blood Merchant” dan “Gangnam Blues”.
“C’est Si Bon” dibintangi oleh aktor “Reply 1994” Jung Woo dan aktor veteran Kim Yun Seok. Film ini akan membawa penonton kembali ke era kejayaan musik folk di tahun 1960-an, ketika musisi seperti Jo Young Nam, Lee Jang Hee, Song Chang Sik dan Yoon Hyeong Joo membuat demam gitar akustik. Film ini akan berpusat di C’est Si Bon, sebuah kafe musik yang menjadi rumah bagi bintang-bintang terkenal termasuk Twin Folio, duo folk legendaris. Film ini akan dirilis pada Februari.
“Gangnam Blues” atau “Gangnam 1970” yang dibintangi oleh Lee Min Ho dan Kim Rae Won adalah film action-noir yang menceritakan dua teman masa kecil yang terpisahkan karena konflik politik setelah rumah kumuh mereka digusur oleh preman. Film yang sedang diputar di bioskop-bioskop Korea ini bersetting di Gangnam, kawasan elit di selatan Sungai Han, ketika daerah itu bertansformasi menjadi area yang berkembang di tahun 1970-an.
“Chronicle of a Blood Merchant” juga kembali ke masa silam tepatnya ke tahun 1950-an berdasarkan sebuah novel China yang bercerita tentang seorang pria yang menjual darahnya demi menghidupu keluarganya. Dalam adaptasi film yang digarap aktor sekaligus sutradara Ha Jung Woo, tokoh protagonis hidup di sebuah desa fiksi pasca Perang Korea (1950-1953). Film yang dibintangi oleh Ha Jung Woo dan Ha Ji Won serta menampilkan cameo dari Yoon Eun Hye ini juga sedang diputar di Korea.