Setelah lebih dari setahunharga rumah anjlok, pasar Korea Selatan mulai pulih kembali pada tahun ini, seiring menguatnya pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditandai dengan indeks harga pembelian rumah yang naik 1,41 persen selama kuartal I 2014.
Menurut Korean Information Statistic Service, kenaikan tersebut merupakan kali kelima berturutan sejak kuartal akhir 2013. Pada setiap kuartal harga rumah naik 0,5 persen (sesuai inflasi).
Kenaikan harga tersebut terjadi di beberapa kota besar dan kota lapis kedua. Di antara kota-kota besar Korea Selatan, Daegu, kota terbesar keempat, mengalami kenaikan harga rumahpaling signifikan yakni 15,56 persen, diikuti Gwangju (7,1%), Chungbuk (5,91%), Ulsan (5,6%),Incheon (5%), Gyeonggi (4,61%), dan Gangwon (4,14%).
Seoul, sebagai ibu kota negara, memperlihatkan peningkatan indeks harga rumah berbasistransaksi sebesar 3,89% secara tahunan. Sementara harga rumah di Busan naik 3,29% , danDaejeon 3,26%.
Menurut Kementerian Pertanahan, Transportasi, dan Kelautan Korea Selatan, pertumbuhan harga dipicu lonjakan permintaan. Transaksi properti naik menjadi 58.846 unit pada Januari 2014, jauh di atas rata-rata 43.085 unit selama lima tahun terakhir.
Melihat kondisi pasar yang semakin membaik ini, Presiden Park Geun–hye bertekad untukmeringankan peraturan pasar properti, demi meningkatkan perekonomian secara keseluruhan.
“Kami akan meningkatkan pasar properti dan melonggarkan peraturan yang tidak perlusehingga perekonomian dapat direvitalisasi. Banyak upaya yang diambil untuk mencegahpasar properti overheating yang ternyata malah menghambat. Ini perlu sedikit pelonggaran,” ujar Geun-hye.
Sebelumnya, Korea Selatan memberlakukan pengetatan kredit loan to value, pajak tinggi untuk transaksi dan keuntungan transaksi, serta pembiayaan bersubsidi.
Bank of Korea memperkirakan perekonomian akan tumbuh sebesar 4% tahun ini yang merupakan laju tercepat sejak 2010. Pertumbuhan terutama disebabkan oleh peningkatanpendapatan konsumsi swasta, konstruksi dan aktivitas ekspor.
[Sumber: Kompas, Daum]