Tak lama setelah Rakuten mangakuisisi Viber, kurang dari seminggu setelah Facebook membeli WhatsApp, sebuah laporan di Bloomberg menunjukkan bahwa Softbank dikabarkan ingin membeli saham di Line.
Mengutip berbagai sumber terkait kabar ini, laporan tersebut mengatakan bahwa Masayoshi Son, founder SoftBank, telah mengadakan pembicaraan dengan Line terkait pembelian. Tawaran dari perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga Jepang ini telah memperlambat persiapan IPO Line dan perusahaan induknya, Naver.
Meski kabar tersebut masih rumor namun ada lasan yang jelas mengapa perusahaan telekomunikasi ingin turut memiliki aplikasi pengirim pesan ini. Di saat era SMS sudah semakin ditinggalkan WhatsApp menjadi media utama yang dipergunakan orang sebagai pengganti pesan singkat. Untuk alasan inilah perusahaan telekomunikasi perlu menemukan cara baru untuk membuat uang dan membedakan diri dari para pesaingnya. Line memiliki 350 juta pengguna terdaftar di seluruh dunia, meskipun perusahaan ini tidak mengungkapkan berapa banyak jumlah pengguna aktifnya.
Line tidak hanya sekedar aplikasi chatting. Perusahaan ini menghasilkan sebagian besar uangnya dari in-app purchasegame dengan menggunakan platform game sosialnya. Line juga memperoleh pendapatan dari sticker/emoticon berbayar dan melakukan penjualan melalui kerjasama dengan beberapa brand.
Sementara itu, di Indonesia sticker Line dapat dibeli dengan pulsa telepon yang dimiliki. Line sangat gencar menarik pelanggan di Indonesia, beberapa strategi perusahaan ini antara lain bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi lokal, mengadakan kontes, dan menyelenggarakan “pop-up store”. Indonesia kini memiliki pengguna Line terbesar ketiga di dunia dengan 20 juta pengguna terdaftar. Line menghasilkan pendapatan sebesar USD 338 juta pada tahun 2013.