Dianggap melakukan kegiatan hiburan di Cina secara ilegal, SM Entertaiment gugat Tao.
Beberapa waktu lalu Tao mengajukan gugatan kepada SM Entertainment untuk mengakhiri kontrak eksklusif nya, sekarang SM muncul melalui jalur hukum untuk mencegah kegiatan Tao di Cina. Seperti halnya merilis lagu solo.
Pada tanggal 22 September, SM Entertainment merilis sebuah pernyataan mengenai gugatan untuk Tao.
Dalam pernyataan itu, SM menyebutkan kasus-kasus sebelumnya dari Wu Yi Fan (sebelumnya Kris EXO ) dan Luhan, yang meninggalkan EXO pada bulan Februari dan Juli tahun lalu untuk melakukan aktivitas individu. SM menyatakan bahwa, seperti dalam kasus mereka yang melawan Luhan dan Wu Yi Fan, mereka sekarang menggugat Tao dan perusahaan yang membantu Tao melakukan produksi album dan kegiatan hiburan nya. Gugatan itu diajukan pada 18 September terhadap pengadilan Beijing.
“Dalam rangka untuk melindungi [SM] dan hak-hak dan kepentingan EXO dari kegiatan ilegal Tao yang terus menerus, dan untuk mencegah tindakan yang dapat merugikan perusahaan seperti melakukan kegiatan ilegal, kami ingin mengikuti peraturan.” kata SM Entertaiment.
“Pada bulan April 2015, Tao sudah bekerja dengan perusahaan lain untuk membuat album sendiri, lalu ia meninggalkan SM dan EXO tanpa izin. Selain itu, pada bulan Juli di tahun yang sama, ia merilis mini album dan terus terlibat dalam kegiatan hiburan secara ilegal. Sementara itu ia keuntungan dari apa yang sudah ia dapat bersama EXO, muncul dalam iklan, siaran, dll, dan ia tiba-tiba menggugat SM Entertainment pada tanggal 24 Agustus 2015. ”
Lanjut SM, “Sampai keputusan akhir yang telah tercapai, Tao harus melakukan kewajibannya dan mengikuti kegiatan yang sudah dituliskan dalam kontrak, dan dia tidak bisa melakukan kegiatan hiburan lainnya.”
Menurut SM, berbagai organisasi di Cina, termasuk Asosiasi Penerbit dari Cina, mencapai sebuah kesimpulan dari aspek etika kerja, “bahwa kontrak harus dihormati, dan seseorang tidak boleh terlibat dalam tindakan yang mempengaruhi iman dan ketertiban industri . ”
“Wu Yi Fan, Luhan, dan Tao tidak menghormati kontrak mereka,” kata SM. “Daripada iman, mereka mengejar keuntungan moneter secara langsung, dan secara sepihak mencoba untuk mundur dari kontrak eksklusif mereka, dalam kententuan kontrak asli ini jelas merupakan pelanggaran. Mereka membuat pengaruh negatif yang terjadi antara Korea dan Cina dalam mempromosikan pertukaran budaya, dan juga mempengaruhi pihak ketiga yang bermaksud baik.”